Sebenarnya tulisan yang serupa ini
pernah saya tulis di akun jejaring sosial saya, facebook yang bernama “Empresa Aliph”. Tetapi di Blog ini, saya
akan mencoba memaparkan yang lebih unik. Tetapi tetap bertajuk yang sama.
Sesuai judulnya, “Siklus Hidup Anak Kos”. Kalau bicara siklus, jadi keingetan
pelajaran sejarah dan biologi yang mebahas kehidupan. Tidak lepas juga manusia
dari monyet. Tapi di zaman modern ini, bicara siklus malah kayak siklus MLM.
Eits, tapi aku bukan korban MLM, tapi korban PHP, hehe.
Kenapa mirip siklus MLM. Coba deh
bayangin level-levelan MLM, ada level 1, level 2 dan seterusnya. Dan tiap
levelnya akan berbeda pula uang yang nantinya didapet, ya tergantung dengan
seberapa banyak korban yang didapet, simpelnya. Sedangkan anak kos, 1 bulanlah
siklus kehidupanya. 10 hari pertama makan pakai ayam bakar, iga bakar dan
sejenis makanan lainnya yang berharga di atas Rp. 10.000 an lah. Pada 10 hari
berikutnya, lumayanlah, soto, nasi goreng pokoknya yang menengah. Tapi, pada 10
hari terakhir dalam 1 bulan, kebanyakan mie instans. Gak percaya? Saya sudah
survei kepunjual makanan di kantin kampus saya.
Tapi tetap ada hal yang bisa
dibanggakan dari anak-anak kos. Merekalah salah satu pemegang pepatah, “roda
selalu berputar, kadang di atas kadang juga di bawah”. Iya, mereka punya siklus
dimana punya uang, dan siklus dimana tidak.
Sama halnya seorang pekerja, awal
bulan merupakan kabar yang paling mengharukan bagi anak kos. Mungkin mereka
para anak kos ketika awal bulan, mereka saling berpelukan, sambil terisak
tangis yang mengakibatkan ingus mereka meleleh sambil nari poco-poco dan dengan
diiringi lagu We are the champions.
Itulah saking terharunya mendapatkan kiriman. Gak nyambung kan lagu We are the champions sama tari
poco-poco. Terlalu mendramatisir nampaknya.
No comments:
Post a Comment