Saat aku selesai posting cerita yang
sebelumnya, alias “Siklus Anak Kos”. Ada temenku yang pesan satu cerita “Naruto
Bahasa Jawa”, dia adalah Rakaa Araa. Sempat aku kaget dan teriak-teriak kayak orang
gila naek angkot, ketika tau permintaan yang ngebunuh karakter Naruto yang
selengek’an itu. Jujur, aku sendiri juga suka sama serial Anime Naruto. Sebenarnya aku sempet radak nolak permintaan si Rakaa Araa dengan
bilang kalau cerita-cerita di Bloggku ini adalah “cerita nyata” (sedangkan
Narito, adalah karangan, terlebih make Bahasa Jawa, itu naruto Medog jadinya).
Sampe aku mikir ekstrim, aku ingin ngelus-ngelus tu muka Rakaa Araa dengan
pantat monyet, agar dia mengurungkan niatnya pesan cerita aneh ini. Tapi,
berhubung monyetnya sedang main di film kartun Madagaskar, maka ku urungkan niatku ngelus-ngelus si Rakaa Araa pake
pantat monyet.
Sempat aku berfikir, apa aku harus
ikut Naruto dalam misi ngejar sasuke, terus aku ngajarin dia Bahasa Jawa? Tapi
kayaknya itu gak mungkin, pasti Naruto ngelarangku dengan bilang “Aliph, misi
ini berbahaya”. Terus aku berfikir lagi, apa Naruto aku suruh ke Indonesia? Itu
tambah aneh lagi, karena Naruto gak mungkin jadi TENAGA KERJA ASAL KONOHA, tar
jadinya Si Naruto pakai gerobak trus jualam Mie Ramen, bangkrut dong Mie Ayam
langgananku. Lantas, bagaimana aku bikin cerita yang kayak gini? Akhirnya aku
ngecoba bayangin Si Naruto dan kawan-kawan ngomong pake Bahasa Jawa.
Misalnya Naruto sedang ada misi
dengan timnya, yaitu : Naruto, Guru Kakashi, Sakura, dan Sai.
Naruto : “Koe-koe, senengane gawe rusuh”
teriak naruto pada musuh-musuhnya
Guru
Kakashi : “Naruto, Sakura, Sai.
Sikat wong kui-kui” Perintah Kakashi
Sakura : “Iyo Guru, tak jotose wae. Tak jotos
gowo jurusku” Tegas Sakura.
Sai : “Haduh, ngriwili”
Aneh kan?
Kalalu ini, kisah persahabatan
antara Naruto, Sasuke, dan Sakura.
Naruto : “Sasukeee, njenengan mbok yo
wangsul teng Konoha” teriak Naruto pada Sasuke.
Sasuke : “Emoh aku, aku jek pengen sinau
jurus-jurus karo Orochimaru, aku pengen mateni Itachi seng kake’ane” kata
sasuke.
Naruto : “Tapi Sasuke, dewe ki konco. Kae
lo konco-konco neng Konoha ki kangen mbek awakmu” Naruto berkata dengan
ekspresi menangis dan dihiasi ingusnya yang menjuntai dengan indah.
Sasuke : “Cah-cah neng Konoha kui
cemen-cemen, koe karo Sakura opo meneh”
Sakura : Tersentak dengan ucapan Sasuke
“Opo? Aku ki seneng mbek koe, tresno mbek koe Sasuke. Tapi omonganmu koyok
nguno, nyesel aku tau seneng mbek koe”
Naruto : “Kui delokno Sasuke, asline aku ki
yo tresno mbek Sakura, tapi wonge luwih seneng mbek koe. Tapi koe rak mikirke
prasaane” ujar Naruto.
Lalu
seketika aku mbikin Naruto fersi FTV Jawa.
Sadar kalau kualitas percakapan
Naruto dan kawan-kawan akan menjijikkan jika dibuat menjadi Bahasa Jawa. Maka
aku akhirnya nyerah ngebuat cerita Naruto unyu-unyu tersebut. Aku lebih suka
ngebayangin Naruto main disinetron yang ada di layar kaca Indonesia.
Sinetron-sinotron di Indonesia itu
unyu-unyu, semua isinya drama laga. Dari Gajah Mada, Mahesa, Kian santan, Joko
tingkir, hingga Angling Dharma, semuanya aneh. Coba bayangin kalau Naruto main
sama mereka. Mungkin mereka teman yang sepadan dengan Naruto. Kalau biasanya
naruto naik Kyubi (Monster dalam
tubuh Naruto), ketika main di Indosiar, maka naruto akan naik Elang, atau
Gajahnya Gajah Mada. Gak maksud.
Mungkin sifat kekanak-kanakan Naruto
lebih pantas untuk main perang-perangan sama Si Bolang. Mungkin juga Naruto
bisa belajar dari Bolang untuk nantinya bisa digunakan dalam melacak keberadaan
Sasuke. Apalah itu.
Oke, mas Rakaa Araa, mungkin anda gak maksud dengan cerita ini. Atau
Anda gak puas. Pastinya Anda berharap saya akan menulis ceritanya Si Naruto
pakai Bahasa Jawa. Tapi jujur, saya gak tega ngebaca Naruto ngomong pakai
Bahasa medog. Itu cukup menjijikkan.
Buat mas Rakaa Araa, maaf untuk niat ngelus-ngelus mukamu pakai pantat
monyet ya. Itu gak beneran, tapi sebenere NIAT sih. Maaf juga buat ceritanya
yang emang jelek.
apik tenan crito iki.. ngakak :v
ReplyDelete