Tuesday, December 24, 2013

Si Biru dan Si Putih




Pada tulisan ini, aku akan ngebahas tentang nasibku yang anjlog drastis setelah ganti motor. Sebelumnya, aku akan ngebahas foto yang mio putih diatas itu dulu. Itu ketika sewaktu aku pulang kerja disalah atu restoran burger di Semarang. Malam itu ketika aku pulang kerja, aku nongkrong di Simpang lima (pusat kota Semarang), mestinya motor gak boleh parkir di samping lapangan. Tapi karena iseng dengan tulisan yang ada difoto, aku nekat parkir di situ. Alhasil ada mobil Satpol PP yang menghampiriku, dan berkata “Mas, kalau parkir jangan di jalanan gitu, lebih menjorok ke lapangan mas”. Heran, berarti secara gak lagsung Petugas Satpol PP mengijinkanku untuk melanggar aturan.
Oke, kembali ke topik.
            Selama ini, aku baru ganti motor sekali, jadi total motor yang pernah aku miliki Cuma 2 motor. Motor biru yang ada difoto itu sudah nemenin aku selama kurang lebih 7 tahun. Banyak kenangan yag aku habiskan dengan motor itu, dari mboncengin 13 pacarku, hingga nabrak bapak-bapak tukang sayur. Jupiter Zku itu merupakan motor yang baik, dari keluarga yang bibit-bebet-bobotnya jelas, dan yang pasti dia motor yang sopan. Semua anggota keluargaku sayang sama si Jupiter. Pernah mantanku nyuruh aku ngejual si Jupez (Jupite Z).
            “Beb, ganti motor aja gitu”
            “Kenapa emang? Motor ini tu banyak kenanganya” jawabku
            “Gak gitu. Ganti aja sama yang lebih muda”
            “Tapi, motor ini tu temen paling setia, bahkan lebih setia dari mantan-mantanku”
Dan ternyata benar, motorku lagi-lagi lebih setia dari si mantanku tadi. Selang beberapa bulan setelah putus dengan mantanku tadi, aku pergi ke Jakarta karna ada kunjungan ke KEMENDIKBUD. Setelah pulang dari Jakarta, si Jupez sudah dijual. Aku sempat merengek, minta untuk ditunjukin alamatnya si Jupez yang baru. “Udah iklasin, Jupez udah sama orang lain, kalau kamu kayak gini, gimana sama kelangsungan kamu dengan motormu yang akan datang. Move on lip” kata nyokapku menghibur.
            Selang 3 hari berikutnya, datang motor baru dalam kehidupanku. Layaknya pacaran, aku pun melakukan PDKT dengan si Mio putih dan aku panggil dia Mipu. Mipu lebih kece dibandingkan si Jupez, tapi kenangan-kenagan bersama Jupez tidak bisa hilang dengan mudah. Susah untuk Move on dari si Jupez. Meski begitu, mau tidak mau aku harus sering jalan bareng dengan Mipu. Dan akhirnya aku bisa! Bisa untuk menyayangi si Mipu. Tapi, entah dimana sekarang kamu si Jupez, ku harap kamu baca tulisan ini, ingat aku tetap sayang kamu, dan semoga kamu sekarang bersama orang yang tepat dan bisa menjagamu layaknya aku menjaga dan menyayangimu.
            Setelah berganti motor, nasibku juga berubag total. Kata teman-temanku, karismatikku turun drastis ketika berganti motor. Dari yang si Jupez yang selau mendatangkan cinta untukku, tetapi sekarang, Si Mipu tak sehebat Si Jupez dalam hal percintaan. Padahal secara fisik, si Mipu jauh di atas dari si Jupez.
            “Lif, cewekmu siapa sekarang?” tanya teman cowokku ketika sedang aku boncengin.
            “Hah, gak ada. Gak punya”
            “Masak motor baru pacar juga gak baru”
            “Emangnya ada gitu pacar yang dijual, trus jualnya eceran gitu? Atau dikredit?” tanyaku.
            “La emang cewek itu kamu anggep krupuk. Mungkin kamu belum bisa Move On dari mantanmu lif” Seketika aku terdiam, mungkin temanku benar. Bukan masalah ganti motor, tapi di sini, di hatiku. Ganti motor itu kayak ganti pacar, harus ada masa-masa pembiasaan.

No comments:

Post a Comment