Lama juga gak ngebuka blogg.
Terakhir mbuka blogg, bloggku tak kasih ikan lele, berharap nantinya jadi gede
tu lele, tapi malah hilang lelenya. Kayaknya dimakan sama kucing alay tetangga.
Sempet sebel sama kucing alay tersebut, rambutnya belah sebelah, matanya
sok-sok sipit, bulunya diwarna-warniin, dan kalau jalan bunyinya “meeeeeeeong,
me me me meong”. (Nah loh, kok ngomongin hal yang gak mungkin). Oke, kita ke
jalur bloggku yang sebenarnya, yakni “kisah nyata”.
Perlu dicatat, nama saya adalah
Teguh Alif Nurhuda, mahasiswa culun (emang) semester 6 yang mengambil program
study Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sudah selayaknya aku yang calon guru
bakalan ngrasain yang namanya PPL, atau bahasa kerenya “pura-pura ngajar”
PPL dimulai pada semester 7. Di semester
6 ini, aku harus melalui mata kuliah micro
teaching (keren kan namanya) micro itu
kecil, teaching itu pengajaran. Jangan
dikira ngajar orang-orang kerdil kayak Daus Mini, Adul dan kawan-kawan
seperminian. Tenang aja, gak seunyu yang kalian kira. Intinya belajar untuk
mengajar.
Di akhir pembelajaran micro teaching, kami diharuskan untuk
praktik ngajar sungguhan di salah satu sekolah. Dan pada akhirnya aku dapat
jatah ngajar anak SMA kelas X (SMAnya di samping kampusku) dengan topik pembelajaran
“Menulis Surat Izin”. Nah gini ceritanya.
Janjian di sekolah pukul 06.30. Aku datang
pukul 06.28, dan…. Semuanya pada telat, dosenku aja yang buat peraturan juga
telat. Ketika kami diberi pengarahan oleh Kepsek, salah seorang guru di sekolah
tersebut mengingatkan, “Murid di sini itu beda dari sekolah yang lain, mereka
bawel, jahil, brisik, susah diatur dan lain-lain”.
Ketika masuk kelas, benar
siswa-siswa di sekolah ini kayak curut semua, ngelebihin daus mini ngeselinya,
saking ngeselinya aku gak berani njilat muka mereka. Ada yang sok-sokan nyanyi-nyanyi,
ada yang teriak-teriak kayak orang utan telat alay. Ada yang nyanyi-nyanyi
sambil teriak-teriak. Ada yang teriak-teriak tapi sambil cebok. Ada yang
nyanyi-nyanyi yang suaranya kayak pantat belum cebok. Tapi pada akhirnya aku
pandangin mereka, aku bayangin mereka kayak terong-terongan, cabe-cabean,
pare-parean, toge-togean, sayur-sayuran #stop!!! Kayak mau bikin pecel aja.
Aku menyuruh salah satu siswa yang
bernama Awang.
“Awang, sini maju. Tolong jelasin ke
teman-teman kamu, apa itu surat” suruhku pada salah satu siswa yang terlihat
badung.
“Lah, kok bapak nyuruh saya ngejelasin.
Gurunya kan bapak” jawab Awang dengan muka nyengir.
Akhirnya aku pasang ekspresi
faforitku, muka datar. Dalam hati, aku teriak, “Iya aku tau kalau aku di sini
itu gurumu kampreeeeet”. Dengan menghela nafas, aku akhirnya teriak “Ada yang
bisa bantu Awang? Awang kesusahan ngejawab apa itu surat?”
Dan akhirnya, jawaban yang aku dapet
dari 29 siswa yang otaknya somplak adalah “GAK ADA YANG BISA JAWAB PAAAAAK”
Sumpah, itu nyesek
Terus aku liat ada siswa yang
kayaknya aktif dalam pelajaran, “Coba kamu bantu bapak jelasin”.
Dia menatapku, dan aku menatapnya,
mata kami saling tatap-menatap, dan mata kami hampir menempel (Gak segitunya
juga kali’). Dengan suara datar dia bilang “Aku tau jawabanya, tapi aku gak mau
ngejelasin”.
“La terus bagaimana kamu bisa
ngejelasin ke teman-teman kamu? Apa kamu mau smsin satu-persatu?” Tanyaku
dengan suara yang tak kalah datar.
“Itu ide yang bagus pak” itu
jawabnya. Singkat, padat, dan bikin nyesek.
Tak terasa 1 jam pelajaran sudah
selesai. SEMUANYA GAGAL. Metode pengajaranku ancur, media pembelajaranku gak
ada gunanya, tekhnik pembelajaranku gak jalan. Dan AKU KORBAN PHP SISWA-SISWA
yang somplak.
Ketika pelajaran selesai, ada yang
nanya. “Kak, besok ngajar di sini lagi gak?”, dengan bangga aku jawab “OGAH…. Kalian
badung, bahkan kalian lebih badung dari anak TK yang masih suka njilatin ingus
mereka yang terkadang menjuntai. Emang kenapa?”
“Gakpapa sih, soalnya males sama
gurunya. Udah tua, jelek, lola pula”
Aku pandang guru yang dimaksud.
Emang bener sih.
Itu
foto yang di atas adalah foto bersama. Yang di tengah itu guru yang dimaksud. Dan
jika kalian nanya aku yang mana? Tenang, aku yang lagi gaya garuk-garuk pantat
sambil mbantuin dinosaurus ngupil di belakang kamera.
No comments:
Post a Comment