Sudah
lama kagak posting dan buka blogg. Layaknya rumah yang sudah lama tidak dihuni,
pasti isinya debu, rumah laba-laba, dan mugkin ada tikus yang berkeliaran. Saat
aku selesai nulis tulisan ini di word, dan mau posting, jelas aku khawatir
bloggku kondisinya kayak rumah yang sudah lama tidak dihuni. Aku takut bloggku
berdebu, bayak sarang laba-laba, dan jika di bloggku ada tikus, aku mau kasih
kucing, biar tikusnya dikejar-krjar kucing.
Terakhir aku posting pada bulan
januari 2014. Sekarang sudah bulan maret. Total pada bulan februari aku fakum
menulis. Sebenarnya ada hal menarik yang terjadi pada bulan februari, tetapi
aku akan menceritakan hal menarik lain pada bulan maret.
@@@@@@@@@@
Pada tanggal 1 maret, adalah hari
dimana aku sudah tidak menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Unissula. 2 tahun aku menjabat diposisi ketua, padahal aku
berharap diposisi penjaga gawang. Pada kesempatan ini, aku akan menceritan
bagaimana HIMA DIBATRASIA Unissula (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bhasa dan
Sastra Indonesia) itu ada.
Sutu siang dimana kala itu, aku
adalah Mahasiswa biasa tingkatan semester 2. Bersama teman kandungku, Ulil
Albab, 2 Mahasiswa culun ini memulai petualanganya ke IKIP PGRI Semarang. Kenapa
kami ke IKIP? Kami adalah Mahasiswa angkatan pertama, dan belum ada suatu wadah
organisasi yang berkaitan dengan jurusan kami, yakni Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
Tidak mudah untuk bertemu salah satu
pengurus HIMA PBSI IKIP PGRI, kami harus merasakan apa yang namanya diPHPin. Kami
nunggu dari pukul 11 siang, tetapi baru bisa ketemu pada pukul 2 siang. Layaknya
mahasiswa yang IQnya rendah, kami hanya bisa melongo melihat grombolan
Mahasiswa IKIP PGRI yang tidak kalah culunya dari kami, karna mereka memakai
pakaian hitam putih layaknya sales. Kami bertemu dengan Mas Arif, salah satu
pengurus HIMA PBSI IKIP PGRI.
Setelah
mendapat pengarahan tentang apa-apa saja yang harus dipersiapkan dalam
membentuk organisasi baru, kami pamitan pulang. Dan akhirnya kami pergi dari
krumunan sales.
Di
tengah perjalanan pulang, Ulil berkata
“Bray,
haus gak?”
“Haus
sih, la gimana?” Jawabku
“Beli
minum aja lah”
“Nah
tu di depan ada es buh” saranku sambil menunjuk sebuah warus es yang sepi.
“Jngan
disitu lah, sepi. Kalau sepi itu ada 2 hal kemungkinan. Yang pertama, GAK ENAK.
Yang kedua, MAHAL” terang si Ulil tadi.
Sambil
menyetir aku memperhatikan kiri-kanan, “Tuh, ada. Ramai malahan.
“Jangan
yang ramai. Kalau ramai itu ada beberapa hal kemungkinan. Yang pertama, ENAK. Yang
kedua MURAH, dan yang ketiga DIA PAKAI PESUGIHAN. Kamu mau minum es yang ada
pesugihanya, ,isal ada kutangnya Wewegombel?”
Sejenak
aku telaah kata-kata Ulil, dan aku bayangin. Kita disuguhi semangkuk es buah. Tapi
isinya bukan beraneka buah, melainkan kutang, yaitu bekas penutup buah dada
Wewegombel yang merupakan setan 4L4Y. Akhirnya aku hentikan laju motorku di
depan warung es yang tidak terlau ramai, berharap tidak menemukan kutang yang
disajikan di atas mangkuk.
“Bray,
yakin disini?” Tanya Ulil.
“La
mau dimana? Apa harus nurutin imajinasimu yang aneh itu? Kamu kebiasaan nonton
setan-setan sih”
Setelah
memesan 2 mangkuk es buah, kami pikir mungkin beberapa menit lah menunggunya. Ternyata
tidak. Kami lagi-lahi jadi korban PHP. Tersangkanya adalah ibu-ibu penjual es. Sekitar
10 menit kami menunggu. Dan, tak selamanya warung lumayan ramai itu menjanjikan
MURAH, ENAK, dan BEBAS DARI PESUGIHAN. Kami memang tidak menemukan kutang di
atas mangkuk. Melainkan kami menemukan potongan-potongan buah yang cukup rapi. Dan
kami berfikir, jangan-jangan jumlah potongan buah dan berat es kami sudah
diperhitungkan.
Jika
boleh difikir. Serapi-rapinya es buah, sebagus-bagusnya potongan buah, tetap
saja hancur dan masuk ke dalam perut. Dan hasilnya akan dikeluarkan lagi dengan
bentuk, tekstur dan bau yang sama dengan es buah yang potonganya tak serapi
ini.
Selepas
memperdebatkan es buah, kami balik ke kampus kami, Unissula. Sekarang PR kami
adalah menyusun kepanitiaan guna membahas AD/ART HIMA DIBATRASIA dan PR kami ke
dua adalah, membuat es buah yang lebih kece dari es buah milik ibu-ibu PHP.
Tepat
pada tanggal 24 Maret 2012, HIMA DIBATRASIA lahir. Aku, Ulil dan teman-teman
lainya adalah orang tua HIMA DIBATRASIA, kami bergantian menetek’i. Dan kami
tidak membiarkan HIMA DIBATRASIA netek pada Wewegombel.
Terlepas
dari konflik es buah PHP dan kutang Wewegombel. Saya ucapkan terimakasih kepada
teman-teman pengurus HIMA DIBATRASIA periode 2012-2014 yang selama 2 tahun sudah
menuangkan mimpi-mimpi kalian di organisasi kita. Buat Etina (Etina Sri
Sajrina Ansar) selaku
ketua yang baru, saranku jangan lupakan sejarah dan teruslah bermimpi, karna
dengan bermimpi kita punya harapan. Lewat harapanlah kita terus berfikir
positif dan punya kemauan untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Bukan seberapa
besar mimpi kita yang kita miliki, tetapi sebesar apa usaha kita untuk
mewujudkan mimpi-mimpi kita. (Sudah mirip ketua kan?)
Teguh
Alif Nurhuda
(HIMA
DIBATRASIA)
Hahahah ..
ReplyDeleteKenapa wi'?
Delete