Bagian 1
Ya kenapa garing? Jelas garing kalau
orang yang seculun aku ikutan acara Stand
Up Comedy. Walaupun Cuma sekaliber kampus, tetep aja garing. Aku lebih suka
nglawak lewat tulisan. Karena jika nulisnya salah bisa dihapus. Beda kalau ngomong,
gak mungkin kan omongan kita dihapus terus diulang. Gak ada tombol Backspace.
Dilihat ratusan orang bikin kita di
depan lebih mirip orang gila yang gagal gila. Gak lucu kan. Sama, aku juga.
Apalagi nunggu giliran maju, kita lebih mirip kayak seorang suami yang nungguin istrinya
lahiran tapi sang suami juga nahan boker. Kebayang gak? Teriak-teriak “Ayo
keluarin, ayo keluarin” nah, mana yang mau dikeluarin? Si jabang bayi, apa
kotoran dalam perut. Tapi untungnya ketika sudah maju, LEGA. Mirip ketika kita
udah pup, walaupun di celana.
Ketika sudah di depan, hanya ada 2
pilihan. 1. Bikin tertawa 2. Kita yang ditertawain karena garing. Tapi apalah
pilihanya, yang penting tetap bikin tertawa. Bedanya kita lucu atau jadi bahan
lelucon.
Sebenarnya ikut Stand Up Comedy bukanlah pilihan saya. Tapi, dipaksa. Mending
diperkosa daripada dipaksa. Karena, jika diperkosa dan kita tidak bisa melawan,
nikmati saja. Toh juga enak. Kalau dipaksa? Entahlah, menurutku gak ada
pilihan. Aku juga masih bingung, kenapa harus dipaksa aku. Alasanya, mukaku itu
mirip Raditya Dika. Padahal apa? Gak sama sekali. Mukaku lebih mirip perpaduan
antara culun ditambah ekspresi nahan boker, terus ditambah ekspresi ketauan
nyolong daleman nenek-nenek jablai. Gak banget gitu.
Acara memang cukup meriah, tapi ada
jeda untuk istirahat. Aku manfaatin buat nulis tulisan ini. Sebentar, hasil
juaranya nanti dibaca paling akhir aja. Kalian tau bagaimana rasanya nunggu
pengumuman? Mirip kalau kita udah lega maju, dan rasanya kayak pup dicelana.
Jadi sama. Ini kotoran mau dibuang kemana? Lengket di celana, ketauan gak ya? Nah
begitulah rasanya.
BENTAR,
SAYA MASIH NUNGGU PENGUMUMANYA.
Bagian 2
Kalau
di bagian 1, aku nulis ketika sedang istirahat. Tapi pada bagian 2 ini, aku
udah pulang dan nulis di rumah. Sebentar aku mau curhat. Setelah pulang,
ternyata hujan. Walaupun udah make mantel rempong, tetep aja dingin. Alhasil aku nulis di
bagian 2 ini dengan posisi ngangkremin bantal sambil ditemenin susu
anget. Kebayang gak? Kalau gak yaudah.
Oke
saya lanjut.
Nah pengumuman pemenang sudah
diumumkan. Aku duduk di bangku penontot dengan ditemani seorang Mahasiswi
semester tua, tapi gak mau dipanggil “mbak” sebut saja dengan inisial “Jumi”
(owh bukan inisial to). Dialah tersangka utama yang nyuruh-nyuruh aku sok-sok’an
ikut Stand Up Comedy.
Memang sudah ku sangka, kalau aku
KALAH. Ya..... Sama sekali gak akan nyesel. Kenapa? Aneh aja kalau leluconku
yang garing ini jadi juara.
Tapi aku tetap berterimakasih kepada
semua pihak yang mendukungku. Buat mbak-mbak Asrama Unissula, terkhusus Jumi’,
buat kawan-kawan seangkatan juga makasih do’anya. Ma’af uang hadiahnya belum
tak dapetin, sehingga hutang-hutangku belum bisa lunas sekarang (Loooooh). Juga
buat adek-adek angkatanku yang tadi melihat, sampai sempet buat status karna
temaku yang membawa “Bahasa dan Sastra Indonesi” statusnya kayak gini, Applause buat tema Empresa Aliph di stand
up comedy unissula.
Semua terimakasih....
KALIAN LUAR BIASA.... (Udah mirip kata pengantar penulis hebat apa belum? Hehe)
Owh iya, itu foto hiburan. Gak aku kasih foto ketika diatas panggung karena
file masih di panitia. Seadanya ajalah.....