Saturday, November 16, 2013

Tertolong Oleh Keculunanku



        16 November 2013, Band NOAH berkunjung ke Semarang. Sebagai salah satu fans, tentu aku akan hadir. Tapi masih bingung sama siapa aku nantinya datang? Bahkan sampai aku promisikan diriku di jejaring sosial facebook, seperti ini Ada yg mau tak ajak nonton NOAH breng gak? GAK ADA.! Yaudah, terimakasih. @kata dosen "sama-sama". Yaudah brangkat sendiri. Yaudah ati-ati. Yaudah iya. Yaudah sana berangkat. Yaudah nanti berangkat sendiri. Yaudah. Yaudah. Tapi, tetap saja tidak ada yang tertarik ku ajak.
            Ku buka kontak HP, tidak ada satupun gebetan yang ada. Aku buka whatsapp dan ku inbox teman cowok. Juga tidak tertarik buat nonton. Apa boleh buat, ku berniat berangkat sendiri. Tapi ketika sore hari, sepupuku sampin rumah mengajugan diri untuk ikut nonoton. Tapi apa? Aku tolak. Kenapa? Dia cewek, dan yang paling ngeri, dia hamil. Katanya ngidam pingin liat Ariel. Coba deh bayangin jika aku ngajak. Dengan perut buncitnya, bisa saja hal-hal yang buruk terjadi. Misal, dia tiketnya bayarnya dobel. Tekor aku nantinya. Akhirnya aku berangkat sama spupuku yang cowok.
            Sesampainya disana, benar. Rame. Spupuku nyuruh aku beli tiket, dia nongkrong sama temanya yang kala itu jadi tukang parkir. Ini kali pertama aku beli tiket konser. Calo-calo berkeliaran, menjajakan tiket mirip menjajakan narkoba. Dari kejauhan suara cewek memanggilku. Dengan muka polos aku bilang tanggapi panggilanya.
            “Alif kan?” tanya seorang cewek yang lumayan cantik.
            “Iya, siapa ya?”
            “Ini aku, Ani. Yang nolak kamu pas SMA” terangnya.
            Sumpah, kata “nolak” merupakan kata pemperkosaan yang keji bagiku. “Ani yang mana? Mungkin mbaknya salah orang kali. Tapi kalau nolak orang culun kayak aku ini, itu baru bener”
            Lalu dateng seorang cowok berperawakan alay-alay. “Ani, jadi dia slingkuhan kamu? Gak nyangka ya, orang jelek kayak gini yang kamu pilih. Bakalan nyesel kamu”. Sumpah, aku linglung kayak orang ngempet buang hajat besar. Ini apa?
            Akhirnya cowok tadi pergi. Dan si Ani tadi sebelum pergi bilang “makasih, aku tau namamu dari percakapanmu sama masmu tadi diparkiran”. Kini aku sadar, aku korban, korban dari drama Ani. Dan aku sadar, orang culun bisa ngalahin orang Alay.
            Sesampainya di dalam, ribuan orang berjingkrak-jingkrak ria. Ini yang mengkhawatirkan. Bisa saja aku yang sering dikira cewek bisa jadi korba pelecehan seksual. Atau mungkin yang lebih parahnya, aku yang pendek ini bisa gepeng terinjak-injak penonton lainya.
            Aku dan spupuku lumayan dekat dengan panggung. Lumayan dekat pula dengan copet-copet. Benar, semuanya jingkrak-jingkrak gak jelas. Termasuk spupuku. Kenapa harus dengan cara seperti ini mereka menikmati musik. Dengarkan dan nikmati saja menurutku cukup. Tapi pada akhirnya aku juga ikut bernyanyi. Mungkin dikala ini aku bisa pamer olah vokalku yang mirip banci kesetrum. Gak bakalan ada yang nglarang.
            Pada akhirnya ada sebuah kejadian. Ada seorang pria yang berprawakan pendek. Dengan sangat jelas, aku melihat tanganya dengan trampil mengambil dompet penonton di depanya. Lalu dia tersenyum padaku da pergi. Aku harus bagaimana? Muka culunku tidak bisa meyakinkan orang. Itu pasti. Sang pemilik dompet menyadari kalau dompetnya hilang. Dia melihatku dengan wajah curiga. Mungkin karena aku yang tadi melihatnya terus, jadi aku yang dianggap tersangka.
            “COPET.......!!!!” teriaknya sambil menunjukku. Sontak sekeliling kami melihatku. Untung spupuku yang berprawakan besar segera merangkulku dan berteriak “Heh gila ya, orang culun kayak gini dituduh copet” sempat aku berbisik pada spupuku “tapi kagak usah nyebut culun juga kampret....”. Petugas keamanan menggeledahku. Bukti tidak ditemukan. Tuduhan tadi memang gak seberapa. Tapi malunya itu yang luar biasa.
            Mungkin benar, “culunku adalah malaikatku”.

2 comments:

  1. wkwkwkwkwk makanya jadi orang jangan polos2 amat lip

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahag, akukan masih lugu. saking lugunya kadang pup dicelana @loh, kok jujur

      Delete